Selasa, 29 April 2008

kahmi_pro_network] Hamas Kecam Rencana Gus Dur Menghadiri Perayaan 60 Tahun Israel

Rencana itu "sungguh-sungguh memalukan."Rencana mantan Presiden Republik Indonesia Abdurrahman Wahid untuk menghadiri perayaan 60 tahun berdirinya negara Zionis Israel, bulan Mei mendatang, dikritik oleh tokoh pejuang kemerdekaan Palestina, Dr Musa Abu Marzuq.Ditemui oleh Hidayatullah. com di kantornya di Damaskus beberapa jam yang lalu, Abu Marzuq, yang menjabat Wakil Kepala Biro Politik Hamas (Gerakan Perlawanan Islam untuk Kemerdekaan Palestina) menyebut rencana itu, "sungguh-sungguh memalukan."Menurut Abu Marzuq, merayakan 60 tahun berdirinya Zionis Israel sama halnya merayakan pembantaian, pengusiran, perusakan kebun-kebun dan penjajahan atas rakyat Palestina dan Masjidil Aqsa. "Bagaimana mungkin seorang Muslim seperti Abdurrahman Wahid tega ikut serta merayakan kezaliman atas saudara-saudara Muslimnya sendiri?" tukasnya.Menurut Abu Marzuq, kalau Presiden AS George Bush menghadiri perayaan seperti itu, dirinya masih bisa memahami, tapi kalau seorang bekas presiden dari sebuah bangsa Muslim terbesar di dunia yang melakukannya, "sungguh memalukan."Dr Musa menyarankan kepada tokoh-tokoh Indonesia untuk datang sendiri melihat keadaan saudara-saudaranya di Gaza."Sudah berbulan-bulan, 1,5 juta saudara-saudara Anda, terutama anak-anak, saat ini hidup tanpa bahan bakar, tanpa obat-obatan dan makanan yang sangat terbatas karena diblokade oleh Zionis Israel," jelasnya.Namun, Abu Marzuq mengingatkan, bahwa Israel tidak mungkin memberikan izin kepada siapapun untuk menyaksikan kekejaman mereka atas para penduduk Gaza."Minggu lalu, bekas (Presiden AS Jimmy) Carter juga dilarang Israel masuk ke Gaza," katanya.Karena masuk ke Gaza tidak mungkin, saat ini, ia menyarankan para tokoh Muslim Indonesia agar mengunjungi para pengungsi Palestina di Yordania, Mesir dan Suria. "Ada 6 juta saudara-saudara Anda bangsa Palestina yang sekarang diusir oleh Zionis Israel dan terpaksa hidup di pengungsian, " katanya.Menanggapi langkah-langkah pemerintah Otoritas Palestina di bawah Mahmud Abbas yang menambah terus jumlah "duta besar" Palestina di berbagai negara, Abu Marzuq mengatakan, bahwa dirinya tak merasa ada masalah dengan itu.Sejak sepuluh tahun silam, sudah lebih dari seratus negara yang memiliki duta besar atau perwakilan PLO. "Yang terpenting," kata Abu Marzuq, "para duta besar itu bekerja untuk kepentingan kemerdekaan dan kesejahteraan bangsa Palestina. Jangan sampai mereka memperkeruh suasana dengan menjelek-jelekkan kelompok tertentu yang mengakibatkan lemahnya persatuan bangsa Palestina."Ketika berkunjung ke Indonesia beberapa bulan silam, Presiden Otoritas Palestina Mahmud Abbas di depan tokoh-tokoh Indonesia menyebut Hamas sebagai "kriminal". Namun Abu Marzuq enggan menanggapi pernyataan-pernyata an yang bernada kampanye hitam itu.Menurutnya, apapun yang dikatakan oleh Mahmud Abbas tentang Hamas, tidak akan banyak pengaruhnya bagi kepentingan Palestina. "Sebab dunia sudah bisa menyaksikan, " ujarnya, "siapa yang benar-benar bekerja untuk kemerdekaan Palestina, dan siapa yang hanya bikin masalah."Menurut Abu Marzuq, saat ini ada upaya keras untuk membangun citra, seakan-akan Gaza di bawah Hamas adalah Korea Utara yang kacau-balau dan pemerintahnya salah urus. Sedangkan Tepi Barat adalah Korea Selatan yang modern dan kaya raya."Tapi kami ingin menyampaikan, bahwa prioritas pekerjaan kami adalah rekonsiliasi rakyat Palestina, keselamatan mereka dan dikembalikannya hak-hak mereka di manapun mereka berada," kata Abu Marzuq.Sejauh ini Mahmud Abbas telah melakukan pertemuan dengan Perdana Menteri Zionis Israel Ehud Olmert sebanyak 51 kali. "Hasilnya bukan saja nol, malah semakin buruk," simpul Abu Marzuq.Dr Musa Abu Marzuq lahir di Gaza tahun 1951. Setelah menyelesaikan kesarjanaan tekniknya di Universitas Ayn Syams, Kairo ia bekerja di bidang industri di Uni Emirat sampai tahun 1981. Sepuluh tahun kemudian ia menyelesaikan studi S-3 di Amerika Serikat.Di Biro Politik Hamas (Harakah Muqawwamah Al-Islamiyah) , Abu Marzuq adalah wakil dari Khalid Misy'al yang pernah diwawancarai majalah Suara Hidayatullah, edisi September 2006.[Dzikrullah, Khadijah, dan Kaisya Fatina (fotojurnalis) dari Damaskus/www. hidayatullah. com]

Kamis, 03 April 2008

SUARA DARI RAKYAT KECIL UNTUK SANG PEMIMPIN

Beberapa waktu lalu negara kita pernah mendapatkan protes dari negara tetangga mengenai ganguan asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan di beberapa wilayah yang berdekatan dengan negara tetangga kita.

Dengan adanya protes dari negara tetangga, sang pemimpin dengan cepat merespon protes tersebut dan melakukan rapat terbatas dengan para pembantunya untuk membahas tentang masalah kebakaran hutan dan asap yang di timbulkan setelah itu secara langsung sang pemimpin menyapaikan permintaan maaf kepada negara tetangga karena adanya gangguan asap akibat kebakaran hutan.

Yang menarik dan sempat di tayangkan oleh salah satu TV swasta, pada saat sebelum melakukan rapat dengan para pembantunya, sang pemimpin sempat mengeluarkan teguran langsung kepada para pembantunya, karena mereka masih sempat tertawa walaupun asap sudah sangat menggangu sampai ke negara tetangga.

Kami sebagai, sebagai rakyat sangat bangga melihat sikap sang pemimpin yang dengan tegas menegur para pembantunya yang terlihat kurang peduli dengan kondisi yang ada di negara ini. Dan dengan kerendahan hati menyampaikan permintaan maaf kepada negara tetangga yang tergganggu oleh asap akibat terjadinya kebakaran hutan.

Rasa kagum dan bangga timbul dalam hati rakyat, itulah pemimpin yang di butuhkan oleh rakyat, pemimpin yang tegas, berani menegur bawahan, dan sifat satria untuk mengatakan maaf, karena tidak mudah bagi seorang pemimpin untuk menyapaikan kata maaf…..!

Tetapi saat ini, berangsur-angsur rasa bangga dan kagum terhadap sang pemimpin makin surut….luntur….dan sirna…..! karena saat rakyat banyak menghadapi kesulitan ekonomi, di mana subsidi minyak tanah mulai di hapus sehingga harganya semakin mahal dan sangat sulit di dapat, sementara gas sebagai bahan bakar pengganti minyak tanah sulit di dapat di beberapa daerah, harga kebutuhan pokok semakin melambung , sang pemimpin masih sempat menonton sebuah film di bioskop………………??????????

Apakah terfikir dan terbayang banyak rakyatnya yang makan nasi aking….? Ada ibu dan anaknya yang mati karena kelaparan…..? wajah rakyat yang berdiri dalam antrian panjang hanya untuk mendapatkan beberapa liter minyak tanah…..? wajah bayi-bayi mungil yang mengalami gizi buruk…..? wajah para korban lumpur lapindo yang masih terlantar di pengungsian dan menunggu uang penggantian yang belum juga tuntas……?

Kemanakah rakyat harus mengadu ………? Bagaimana rakyat bisa terlepas dari jerat kemiskinan…….? Jangan arahkan rakyat menjadi pengemis untuk mendapatkan tunjangan uang tunai………….untuk mendapatkan askeskin………untuk mendapatkan jatah beras murah….! Perluas lapangan pekerjaan agar rakyat punya pendapatan……., kendalikan harga kebutuhan pokok agar kami sanggup membeli.……… , bukalah mata hati untuk mendengarkan suara kami……….!